Berburu Mas Kawin Unik

Mahar unik yang terbuat dari uang logam
buat mahar mas kawin yang unik 9

Hari-hari seperti sekarang ini, kalau menurut penanggalan Jawa memasuki “Bulan Besar” banyak orang disibukkan dengan acara pernikahan (punya gawe) bagi putra-putrinya. Umumnya calon mempelai laki-laki di depan penghulu ia menyerahkan sebuah mas kawin atau mahar saat akad nikah. Bisa berupa perhiasan emas, uang atau mungkin juga seperangkat alat sholat. Menurut Islam sebagai agama yang saya anut, mahar bahkan bisa berupa sebutir kurma atau sebentuk cincin meski bukan dari emas. Kini, disaat kreativitas manusia semakin berkembang pesat, maka jenis-jenis mahar sebagai bentuk tanda cinta kasih mempelai pria saat akad nikah juga semakin bervariasi. Belakangan ini muda-mudi yang akan melangsungkan pernikahan mulai menggandrungi mahar yang unik, yakni mahar yang berupa hiasan dari uang kertas atau logam dengan model yang beragam.

Pak Budi sedang menyelesaikan replika Masjid Agung Surabaya

Saat Anda memiliki kesempatan melakukan perjalanan wisata ke Kota Gresik, Jawa Timur. Anda atau traveler lainnya tidak harus terpaku dengan tujuan wisata yang berupa pantai, kuliner atau bahkan mungkin situs purbakala. Nah di Kecamatan Driyorejo-Gresik, Anda atau traveler yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini bisa saja berburu suvenir spesial yang berupa “mahar uang” yang belakangan juga menjadi trend di kalangan para selebritis.

Mahar uang berbentuk gunungan (dalam dunia pewayangan) menggunakan pecahan uang kertas seratus rupiah

Untuk itu saya akan mengajak Anda berjalan-jalan melihat dari dekat lika-liku seorang perajin mahar uang di Kota Gresik. Pak Budi Santoso, demikian nama perajin mahar uang yang barangkali satu-satunya di Kecamatan Driyorejo-Gresik ini, sudah sepuluh tahun lebih pria asal Surabaya ini menekuni karir sebagai perajin mahar uang. Saat saya berkunjung ke rumahnya, pria paruh baya dengan dua orang anak ini sedang merampungkan pesanan seseorang yang akan menikah beberapa hari mendatang. Pesananan itu berupa replika tiga dimensi Masjid Agung Surabaya. Pak Budi mengaku belakangan ini ia banyak menerima pesanan bahkan pemesannya sampai dari luar Kota Gresik.

Salah satu koleksi mahar uang karya Pak Budi

“Hampir setiap hari ada saja orang yang memesan mahar uang ini Dik, terutama menjelang Bulan Besar ini pemesan semakin banyak sehingga saya menjadi kualahan”, begitu ungkap Pak Budi dengan muka berseri-seri saat saya temui di sela-sela istirahat siang itu. Untuk biaya jasa pembuatan sebuah mahar uang tiga dimensi berukuran besar, Pak Budi mematok harga 500 hingga 750 ribu rupiah. Sementara untuk mahar uang biasa (dua dimensi) berukuran sedang dipatok seharga 225 sampai 250 ribu rupiah. Pak Budi juga menyediakan mahar uang dengan harga paling murah yaitu 125 ribu untuk yang berukuran kecil.

Asesoris yang berfungsi menambah cantiknya kerajinan mahar uang

Uang kertas atau logam yang kemudian dirangkai menjadi gambar-gambar atau bentuk yang menarik itu menjadi tanggungan pemesan. Hiasan bisa berupa uang asli atau mainan. Pemesan bisa menentukan gambar atau bentuk mahar uang sesuai seleranya. Atau menyerahkan sepenuhnya kepada pak Budi. Menurut pengakuan Pak Budi biasanya rincian uang yang dijadikan gambar atau bentuk hiasan mahar uang itu sesuai dengan tanggal berlangsungnya akad nikah kedua mempelai.

Uang logam lama menambah cantik hiasan mahar uang

Sebagai perajin mahar uang yang sudah bertahun-tahun menekuni profesinya itu Pak Budi mengaku masih menghadapi tantangan terutama bila pemesannya menginginkan gambar atau model mahar yang sama sekali baru. “Menariknya justru di situ Dik” tandas Pak Budi ketika saya tanya mengenai suka-duka sebagai perajin mahar uang.

Membuat pola untuk kerajinan mahar uang

“Untuk pemesan yang menyodorkan contoh gambar sendiri yang baru, itu sebuah tantangan Dik, sebab saya harus berkorban waktu, tenaga dan tentunya uang untuk bereksperimen menciptakan pola-pola baru hingga terbentuk gambar atau model sesuai keinginan pemesan. Terkadang saya harus mengganti uang asli untuk hiasan gambar mahar itu karena salah perhitungan. Namun ketika sebuah mahar berhasil diselesaikan sesuai keinginan pemesan itu menjadi kebahagiaan tersendiri yang tak ternilai” ungkap Pak Budi.

Replika kapal Dewa Ruci dari uang kertas

Untuk membuat kerajinan mahar uang dengan gambar atau model baru sesuai selera pemesan biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama. Tahap-tahap pengerjaannya diawali dengan membuat pola-pola baru dengan gambar yang dilengkapi ukuran tertentu. Selanjutnya menentukan pecahan uang yang nantinya dipasang pada bagian-bagian dari gambar atau bentuk tersebut agar sesuai atau menghasilkan bentuk yang simetris. Kemudian menambahkan asesoris agar terlihat menarik dan tahap terakhir adalah merangkai bagian-bagian itu menjadi sebuah gambar atau bentuk yang diinginkan.

Alat untuk mengelas bagian-bagian menjadi sebuah bentuk yang diinginkan pemesan

Pernah suatu ketika Pak Budi menerima order dari seseorang asal Manado. Kala itu pemesan menyerahkan uang asli sebesar 88 real. Disini Bapak yang baru saja menikahkan anaknya ini menghadapi sejumlah tantangan. Pertama pemesan menginginkan gambar yang sama sekali belum pernah dibuat oleh Pak Budi, kedua bila terjadi kesalahan maka untuk mencari uang real cukup sulit. Membeli uang asing tersebut harus di money changer dan harganya mahal tidak sebanding dengan ongkos jasa pembuatan mahar. Berdasarkan pengalamannya selama sepuluh tahun terakhir ini, Pak Budi pernah menerima pesanan kerajinan mahar dengan gambar uang asli senilai 4 juta rupiah. Ini nilai yang tertinggi selama ini.

Dibutuhkan ketelatenan untuk membuat kerajinan mahar uang ini

Sebagian pemesan cukup teliti dengan hasil kerja Pak Budi ini. Ia menghitung kembali pecahan-pecahan uang asli untuk gambar mahar yang dipesannya itu. Pak Budi mengaku, konon mudah dan tidaknya ia menyelesaikan pesanan mahar uang berkaitan dengan kejadian yang dialami pemesannya. Misalnya ketika ia kesulitan menyelesaikan pengerjaan pesanan mahar, percaya atau tidak di pihak si pemesan juga mengalami masalah internal kadang sampai berujung kepada meninggalnya calon mempelai. Ternyata mahar uang bukan sekedar mahar yang unik tetapi juga diyakini sebagai sesuatu yang “disakralkan” oleh sebagian orang.

Membuat bagian-bagian untuk selanjutnya dirangkai